Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang mempunyai arti Orang Muda yang Suka Berkarya. Pramuka merupakan organisasi /gerakan kepanduan yang menjadi wadah/tempat dilakukannya proses pendidikan kepramukaan di Indonesia.
SEJARAH
PRAMUKA DIDUNIA
pada tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang didirikannya. Kumpulan dari tulisannya ini dibuat buku yang diberi judul “Scouting For Boys”. Buku yang ia tulis sangat cepat tersebar di negara Inggris &negara-negara lain termasuk Indonesia ,kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang awalnya hanya untuk laki-laki saja dengan nama Boys Scout.pada Tahun 1912 atas bantuan dari adiknya yang bernama agnes, berdirilah organisasi kepramukaan untuk wanita yang diberi nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.Pada tahun 1916 berdirilah organisasi Pramuka untuk usia siaga yang diberi nama CUB (anak serigala) dan pada tahun 1918 kemudian berdiri organisasi Rover Scout yang ditujukan untuk kelompok remaja yang berusia 17 tahun.
ditahun 1922 ia mempublikasikan bukunya yang ia beri
judul Rouvering To Success Berisikan tentang
pemuda yang sedang mendayung perahu sampannya menuju pantai
kebahagiaan.Tepatnya pada 30 Juli – 8 Agustus 1920 di Olympis Hall, London
kegiatan jambore dunia pertama kali diadakan dan diikuti sebanyak 800 peserta
dari 34 negara. Dalam kegiatan tersebut, pada akhirnya Baden Powell dinobatkan
sebagai Bapak Pandu Sedunia.
SEJARAH
PRAMUKA DI INDONESIA
Awal Organisasi Pramuka di Indonesia ditandai dengan
adanya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie
(NPO) pada 1912 yang kemudian berubah nama menjadi Nederlands Indische
Padvinders Vereniging (NIVP) pada tahun1916, di tahun yang sma Mangkunegara VII
membentuk Organisasi Kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche
Padvinder Organisatie (JPO). Berdirinya JPO memicu gerakan nasional lainnya
untuk membuat organisasi sejenis pada saat itu diantaranya Hizbul Wahton (HM)
pada 1918, JJP (Jong Java Padvinderij) pada 1923, Nationale Padvinders (NP),
Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS) dan
dan penyatuan organisasi pandu diawali dengan lahirnya INPO (Indonesische
Padvinderij Organisatie) pada 1926 sebagai peleburan dua organisasi kepanduan,
Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij
Organisatie (JIPO).
Melihat semakin banyaknya organisasi pramuka milik
Indonesia, Belanda melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda
mengguakan istilah Padvinder. Oleh karena itu K.H Agus Salim memperkenalkan istilah
“Pandu” atau “Kepanduan” untuk organisasi Kepramukaan milik Indonesia. Pada
tanggal 23 Mei tahun1928 muncul PAPI (Persaudaraan Antar Pandu Indonesia) yang
beranggotakan INPO, SIAP, NATIPIJ, PPS. Setelah kemerdekaan lahirlah kepanduan
yang bersifat nasional yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada 28 Desember 1945.
Dalam perjalanan sejarahnya organisasi kepanduan yang jumlahnya ratusan dibagi
menjadi beberapa federasi, menyadari adanya kelemahan dari beberapa federasi
tersebut maka dibentuklah PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia), namun juga
terkendala karena kurangnya kekompakan antara anggota yang tergabung
didalamnya.
Pada 1960 pemerintah dan MPRS berupaya untuk
membenahi organisasi kepramukaan di Indonesia, sebagai tindak lanjut upaya
tersebut pada 9 Maret 1961 Preseiden Soekarno mngumpulkan tokoh-tokoh dari
gerakan kepramukaan indonesia, presiden mengatakan bahwa organisasi kepanduan
yang ada harus diperbaharui, aktivitas pendidikan haruslah diganti dan seluruh
organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu dengah nama Pramuka. Dalam
kesempatan ini juga Presiden membentuk panitia pembentukan gerakan Pramuka yang
tediri dari Sultan Hamengkubuwono XI, Prof. Prijono. Dr. A. Aziz Saleh serta
Achmadi. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka.
0 Komentar